Minggu, 20 Februari 2011

Meandering


Selalu ada yang kita lewatkan, karena kita tidak pernah benar-benar hadir. Selalu ada yang tak kita benahi, karena kita tidak benar-benar mengerti. Selalu ada yang terlupakan karena kita tidak pernah benar-benar mendengarkan.

Suatu hubungan adalah sebuah pola yang teroganisir dengan simpul erat yang tak terlihat. Bukan keterlanjuran apalagi kebetulan. Namun siapa yang berani melawan masa? Masa transisi tidak pernah menjadi pilihan bagi siapapun. Begitu juga kita. tapi inilah panggung kita saat ini. Terkadang, sebuah kalimat lebih baik berhenti meski tidak dalam susunan tanda baca yang benar. Toh pesan yang ingin disampaikan sudah diterima? Dan terkadang, sebuah peran tidak harus dimainkan dengan baik, karena sesuatu yang terlalu sempurna akan membosankan dan cenderung kaku. Biarlah penonton menebak-nebak. Taburi dengan sedikit scene yang membuat penasaran, atau buatlah adegan yang dramatis. Penonton lebih mampu memberi empati pada adegan fiksi dibandingkan dengan sesuatu yang nyata.

When life throws us surprises, we’re supposed to be shocked. Well, that’s how we react. To sense the act of others or things or stuffs. Percayalah dengan sebab akibat. Karena tidak pernah ada yang mubazir di dunia ini selain makanan yang tak habis kita lahap karena terlanjur kenyang atau kehilangan nafsu makan.

Sebuah hubungan-ikatan- bukanlah sesuatu yang bisa kita hindari. Well, ada bagian-bagian tersendiri tentunya. Teman, sahabat, pasangan, keluarga, teman selewat, partner kerja, atasan, bawahan, tetangga, you name it. Ada aturan dan etika tak tertulis yang mengatur masing-masing hubungan tersebut tentunya. Kita memang tidak pernah benar-benar sendiri. Tapi sesungguhnya mereka juga tidak benar-benar ada. Hiduplah diantara keduanya.

Saya telah sampai pada masa bahwa sendiri tidak lebih baik dari bersama. Tapi juga kebersamaan dan ketergantungan juga bukanlah sesuatu yang baik jika dosisnya tidak tepat. Berlaku adil pada diri sendiri adalah perkara paling sulit. Karena kita dibayang-bayangi keserakahan.

Semoga saya dan kalian mampu menjadi adil. Mampu membagi rasa. Mampu menjadi individu yang seimbang antara hak dan kewajiban. Mampu memberi dan menerima tidak berdasarkan ego. Mampu memisahkan harga diri dan kesombongan. Mampu menjadi baik dan buruk dengan kesadaran penuh. Mampu menjadi pelakon yang cerdik membaca dan menemukan momentum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar