Seruan damai itu hanya ada dikepala kami saja. Tapi di daratan luas ini, damai yang sejati seperti musnah dilahap masa. Entah apa yang jadi referensi hidup mereka. Mungkin film-film sci-fi yang menampilkan adegan heroik, atau sejarah yang tak tuntas mereka pahami maknanya. Jadilah tindakan setengah biadab yang mereka ambil, sebagai bagian dari “perjuangan” yang menurut mereka halal. Entah timbangan apa yang mereka gunakan untuk mengukur kadar halal itu.
Kita ini adalah keanekaragaman. Tak hanya di Negara ini, tapi dibelahan dunia sana keragaman justru adalah bumbu manis-asam-asin yang dengan kombinasi yang terpahami menjadi sebuah pola lingkungan yang selaras. Keragaman pola menikmati dan menjalani hidup adalah perpustakaan berjalan yang bisa dinikmati tanpa harus dibaca. Bagi kalian yang menyerukan nama tuhan dalam hembusan nafsu amarah, janganlah berlagak benar. Tunggu, tentu kalian merasa benar. Tapi jangalah lupa bahwa keseimbangan dari sebuah kebenaran adalah dengan melihatnya tidak dengan kacamata kuda dan tentu tidak bertindak seperti kerbau dicocok hidung. Kita hidup jauh di sebuah zaman yang memang sudah terlalu beragam, tapi bukannya pelajaran yang didapat menjadi berlipat ganda? menghadapi perbedaan yang tidak masuk ke dalam paham kalian dengan kekerasan itu seperti anak kecil yang memaksa dibelikan mainan. Saya tidak akan menyerukan salah terhadap tindakan kalian. Tapi jelas, saya tidak berada pada pandangan yang sama dengan kalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar