Kamis, 11 Februari 2010

Rutinitas Tanpa Batas

Menyeka luka bekas siksa. Rasanya seperti meneteskan air jeruk nipis tepat diatas luka sayatan lalu ditaburi garam setelahnya.
Manis, hidup saya pernah manis. Seperti gulali yang tak henti dilumat dan dinikmati anak umur 5tahun selagi menonton kartun. Tapi gulali bukan tak bisa habis. Dan si anak bukan tak bisa bosan akan rasa manisnya. Maka kapanpun, akan ada yg ditinggalkan dan meninggalkan.
Cerah, hidup saya pernah cerah. Seperti matahari ketika tepat pukul 10 pagi yang kata orang hasiatnya sangat bagus untuk kulit dan pertumbuhan, tak jarang berjuta ibu muda menjemur sambil membawa momongan mereka berjalan-jalan ditaman ketika pukul 10 pagi. Tapi awan bukan tak pernah mendung, dan bulan tak bisa bersabar dan terlalu setia pada malam. Maka, sudah pasti akan ada yg muncul dan tenggelam.
Ramai. Hidup saya pernah ramai. Seperti pasar malam yang dikunjungi beribu orang untuk mencari hiburan dan kesenangan. Tapi namanya saja pasar malam, maka jelas siang hari mereka lenyap ditelan aktivitas. Maka sudah pasti, akan sepi pada waktunya.
Saya berusaha mengingat kembali manisnya gulali kesukaan saya, bagaimana ia menggelitik lidah saya dan menyebarkan rasa manis hingga kerongkongan saya. namun, orang tua bilang terlalu banyak mengkonsumsi makanan manis tidak baik untuk kesehatan.
Saya buka pintu rumah, lalu cahaya matahari pagi menyeruak tak sabar, tak bertoleransi pada mata saya yang silau dibuatnya. Namun,perlahan cahaya itu menjauh seperti enggan berlama-lama.
Saya rindu ramainya pasar malam dengan gelak tawa tersebar disetiap sudut.
Saya anggap semua itu rutinitas.
Manis.asin.asam.pedas. Yang saya kecap adalah bagian dari rutinitas yang senantiasa berganti.
Cerah.mendung.gelap. Itu juga rutinitas yang hadir dalam hidup yang dihidupi.
Ramai.sepi.gelak.tawa (pun) rutinitas.
Rutinitas tanpa batas.
Sebagian terlalu setia menghampiri. Dan sebagian lagi terlalu cepat pergi.
Tapi sekali lagi, saya anggap itu adalah rutinitas. Yang membuat saya (manusia) sadar, bahwa saya hidup. Bergerak.berganti.berubah.dinamis.
Jatinangor.
12 februari 2010.
Gebi meidina sabarthin.
Ya, saya manusia, dan saya menghidupi hidup itu sendiri.

PS: hari ini salah satu sahabat tercinta saya berulang tahun. tepat tanggal 12. selamat ulang taun Tarra Tiara Yendra :)

2 komentar:

  1. berlari terjatuh berjalan merangkak bahagia terluka menangis dan tertawa, menjadi bagian yang terindah ..

    hidup lo ga sendiri .. banyak temen2 lo,keluarga lo yang berbagi suka duka kan .. yg harus dihindari adalah musuh .. jangan sampe ada yg namanya musuh ..

    haha naon laah geb .. :p

    BalasHapus
  2. haha. i knw it for sure.
    but thanks for visiting my blog anyway.

    BalasHapus