Selamat menikmati senja, Graha :)
Graha Aulia Mahisa
Segagah gedung tertinggi seantero Jakarta. Sosok yang demanding namun intuitif. Sosok yang bulat dan persegi sekaligus. Dia bisa sangat fleksibel. Tapi juga bisa menyikut apapun yang menurutnya tidak sahih.
Pernah sekali waktu Graha menuliskan satu bait lirik "jangan berbicara tentang hembusan kalau kamu tidak tahu bagaimana cara mengukurnya" entah apa maksudnya.
Suka berlarian, lompat sana-sini. Menjelajahi sudut-sudut atraktif diam-diam. Mengurutkan prediksinya. Memagari kepercayaannya. Mengimani langkahnya. Dan tersenyum pada hidupnya.
Tapi Graha seringkali menolak uluran tangan yang tak dikenalnya. Graha menyimpan sedikit ragu pada rangkaian hidup diluar dirinya. Seringkali menerka-nerka dan berakhir pada kesimpulan yang misterius. Seringkali mengikat kakinya sendiri. Ia lupa kalau langkahnya begitu gagah.
Segurat optimisme akan selalu mengambil alih. Ia lalu akan berlari dan membesar seiring bergantinya jenis-jenis buah yang dijajakkan penjual di pinggir jalan. Ia akan pecah dan menelurkan berbagai keindahan. Graha yang sejati. Membulat dan membal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar