Hingga malam juragan, saya berjualan.
Ada tetesan keringat seharga seratus perak, tapi ada juga darah yang tercecer sia-sia.
Bukankah saya juga berseragam? Saya berseragam manusia, sama seperti yang lain, bisa disentuh bahkan dibunuh. Seragam saya dan tuan sedikit berbeda. Tapi hakikatnya tetaplah sama. Bukankan seragam dibuat untuk meminimalisir perbedaan? Begitulah orang dulu, tuan, menyatukan sesuatu yang berbeda tanpa harus selalu membuatnya sama sama.
Permisi tuan, saya hendak menyerah pada lelah. tapi bukan pada iman saya, tuan boleh gerah dengan nafas saya. tapi saya tidak merasa penat dengan suara tuan yang senantiasa memekakan telinga saya.
Nama saya gendar, dan saya tak pernah merasa gentar. bahkan ketika seragam saya dilucuti, atau sekalipun tubuh saya dikuliti. selama debar itu masih gigih menuntun saya. saya lari dan berhenti setiap beberapa langkah, sekedar mengambil nafas, namun saya kembali menyusuri area yang sudah saya gambar sebagai peta dalam benak dan jiwa saya.
*teruntuk siapa saja yang berjuang di bawah sengatan matahari bercampur polusi.
matahari membuat kalian hebat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar