Semalam, baru saja, maksudku, beberapa menit yang lalu, ada senyawa yang terlampau reaktif bereaksi di antara nafas dan norma. Sebut saja kepasrahan. Ketika umpan disebar, tapi kail tak bergerak sedikitpun maka redamlah keinginan itu.
Bukan untuk lupa, tapi untuk kelak kau coba lagi.
Kamu duduk setengah bersandar dengan kedua tangan terbuka lebar memeluk gitar dan jarimu berdansa memetik nada. Adakah yang lebih indah dari itu? Saat ini, tentu belum.
Kamu reaktif cenderung impulsif. Menendang botol kosong ketika marah, mengerutkan dahi tanpa mau tau bahwa ada yang tersinggung dengan reaksimu.
Kamu ceroboh. Mematahkan kunci motormu sendiri. Tanpa sadar menyebabkan laptopmu terjatuh di dalam mobil. Meletakan gelas di ujung meja-membuatnya hampir tumpah-.
Tidak hati-hati mencukur kumis tipis di atas bibir sehingga meninggalkan luka segaris yang kau bilang itu keren.
dan akhirnya kamu pun lupa menaruh diri. lupa menyaring hari atau menuang syukur. kamu terlalu ceroboh pada masa. dan ia tak pernah mau tau. kamu akan mengkerut pada waktunya, mengkerut seperti siput yang sembunyi di balik cangkang.
jakarta,
beberapa hari sebelum hari ini, maaf, saya lupa (lagi-lagi)
bagus, geb :)
BalasHapustrimikisih annel :D
BalasHapus