Rabu, 04 Januari 2012

So what will be left of us in the end?



( Image : nataliekucken )

Ada keheningan yang menyublim keriuhan semesta. Merampok semua kejujuran dan penghormatan seketika.
Semestinya kita tidak saling menghardik. Tapi kenapa yang ada adalah ribuan kata-kata kikir apresiasi. Minim akan rasa menginjak bumi.
Berbagi kudapan di sore hari tidak lagi menjadi harmoni. Kami runtuh dalam kegemparan hiruk pikuk pasar malam.
Kami tidak berjualan, tapi ada saja yang menawar dengan harga tinggi. Padahal tidak ada papan warung atau bangku kayu.

Kami mengikatkan diri kencang-kencang dalam kesederhanaan. Kesederhanaan perihal rasa dan hasrat. Tapi kami berdiri dalam dimensi yang berbeda.
Dan perbedaan adalah yang maha agung. Ada perbedaan maka ada hidup. 
Ada perbedaan antara kami dan pencipta kami. Maka kami hadir. 
Ada perbedaan antara ayah dan ibu kami, maka kami lahir. 
Ada perbedaan antara kami dan adik kakak kami maka kami saling mendorong, menyokong, menolong. 
Ada perbedaan antara siang dan malam maka umur terus membulat. 
Ada perbedaan antara bumi,langit dan akhirat maka kami berusaha.

Kemana perginya embun pagi? Jatuh bergulir dari setiap helai daun dan dahan.
Kemana perginya matahari? Ia pergi menengok belahan bumi lainnya.
Kemana perginya nina bobo? Ke alam mimpi yang terkadang tak mampu kami jabarkan pertentangannya.
Kemana perginya akal sehat? Mati ditelan rusa tanpa tanduk yang menggerogoti ulu hati kami masing-masing.

Kami ini lelah memilah. Karena pada akhirnya setiap pilahan tidak menjadi bagian utuh. Sementara kami terlalu egois untuk mendekap pilahan masing-masing.

Kami berdarah.
Kami mengutil asa satu sama lain. Sampai-sampai tak ada lagi kata ganti untuk benda kepemilikan karena kami semua merasa sebagai sang empunya.

Tubuh di balik selimut, berbaktilah pada setiap kandungan oksigen yang mengalir dalam darahmu. Berbaktilah pada setiap tetesan darah yang tersedot nyamuk sebelum kemudian kau tepuk nyamuk itu hingga mati remuk. Berbaktilah pada jemari yang menguasai sekian banyak dunia.

Berbaktilah. 

2 komentar: